7 Kebiasaan Perawat Profesional yang Harus Ditiru Mahasiswa Akper
7 Kebiasaan Perawat Profesional

7 Kebiasaan Perawat Profesional yang Harus Ditiru Mahasiswa Akper

7 kebiasaan perawat profesional yang harus ditiru mahasiswa akper adalah panduan wajib bagi ribuan mahasiswa Akademi Keperawatan (Akper) dan D3 Keperawatan yang ingin tidak hanya lulus — tapi menjadi perawat yang dihormati, dipercaya, dan mampu memberi asuhan berkualitas sejak hari pertama bekerja. Dulu, banyak yang mengira “jadi perawat = kuasai teknik injeksi, infus, dan vital sign”. Kini, semakin banyak pembimbing klinik, kepala ruangan, dan pasien menyadari bahwa keahlian teknis hanyalah 30% dari keberhasilan seorang perawat — 70% sisanya adalah soft skill, etika, dan kebiasaan profesional yang dibentuk sejak masa pendidikan. Banyak dari mereka yang melihat mahasiswa yang datang terlambat, catatan asuhan asal-asalan, atau komunikasi tidak empatik — dan langsung tahu: “Ini belum siap jadi perawat”. Yang lebih menarik: beberapa perawat senior yang paling dihormati bukan yang paling cepat memasang infus, tapi yang paling sabar, paling disiplin, dan paling konsisten dalam menjaga standar profesionalitas.

Faktanya, menurut Konsil Keperawatan Indonesia (KKI), Kementerian Kesehatan RI, dan survei 2025, 7 dari 10 rumah sakit lebih memilih perawat yang disiplin, komunikatif, dan punya etika kuat — meski belum terlalu mahir teknis — daripada yang cepat tapi tidak profesional. Banyak mahasiswa Akper kini mulai meniru kebiasaan perawat senior: datang lebih awal, mencatat rapi, dan selalu meminta bimbingan. Yang membuatnya makin kuat: profesionalisme bukan bawaan — tapi dibentuk melalui kebiasaan harian yang konsisten. Kini, menjadi perawat bukan hanya soal bisa — tapi soal layak dipercaya oleh pasien, tim, dan institusi.

Artikel ini akan membahas:

  • Pentingnya kebiasaan dalam karier keperawatan
  • 7 kebiasaan utama perawat profesional
  • Contoh nyata dari dunia klinik
  • Tips menerapkan sejak masa kuliah
  • Panduan bagi mahasiswa, dosen, dan pembimbing

Semua dibuat dengan gaya obrolan hangat, seolah kamu sedang ngobrol dengan senior perawat yang dulu juga pernah salah catat, kini justru jadi mentor dan bangga bisa bimbing mahasiswa. Karena keahlian sejati bukan diukur dari seberapa cepat kamu kerja — tapi seberapa konsisten kamu menjaga standar.


Kenapa Kebiasaan Kecil Menentukan Karier Perawat?

Beberapa alasan utama:

  • Pasien menilai dari sikap, bukan hanya kemampuan teknis
  • Tim kerja lebih percaya pada perawat yang konsisten & terpercaya
  • Kesalahan kecil (misal: salah catat) bisa berakibat fatal
  • Profesionalisme dibangun dari kebiasaan, bukan sekali waktu
  • Rumah sakit mencari perawat yang bisa diandalkan, bukan yang sekadar bisa

Sebenarnya, kebiasaan adalah fondasi karakter seorang perawat.
Tidak hanya itu, pasien bisa merasakan ketika kamu benar-benar peduli.
Karena itu, jangan remehkan hal kecil.


1. Selalu Datang Lebih Awal: Disiplin Waktu adalah Tanda Profesionalisme

Perawat profesional:

  • Datang 15–30 menit sebelum shift
  • Gunakan waktu untuk baca catatan pasien, persiapkan alat, dan koordinasi

Sebenarnya, datang lebih awal = tanda bahwa kamu menghargai pasien dan tim.
Tidak hanya itu, memberi waktu untuk persiapan mental & fisik.
Karena itu, mahasiswa harus mulai dari sekarang.

Tips untuk mahasiswa:
“Kalau praktik klinik, usahakan datang 20 menit lebih awal. Bukan hanya untuk absen — tapi untuk belajar dari senior sebelum shift dimulai.”


2. Komunikasi Jelas & Empatik: Bukan Hanya Bicara, Tapi Mendengar

Perawat profesional:

  • Gunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien
  • Dengarkan keluhan dengan tatapan mata & sikap terbuka
  • Sampaikan informasi dengan tenang, tidak terburu-buru

Sebenarnya, komunikasi yang baik bisa menurunkan kecemasan pasien hingga 50%.
Tidak hanya itu, mencegah kesalahpahaman.
Karena itu, ini bukan soft skill — tapi keterampilan penyembuhan.

Tips untuk mahasiswa:
“Latih komunikasi terapeutik: perkenalkan diri, tanya kabar, jaga jarak tubuh, dan hindari HP saat ngobrol dengan pasien.”


3. Catatan Asuhan yang Rapi dan Lengkap

Perawat profesional:

  • Mencatat tepat waktu, tidak ditunda
  • Gunakan format SOAP (Subjective, Objective, Assessment, Plan)
  • Tulis jelas, tidak disingkat, tidak asal

Sebenarnya, catatan asuhan adalah dokumen hukum & alat komunikasi tim.
Tidak hanya itu, bisa jadi bukti di pengadilan jika terjadi malpraktik.
Karena itu, harus akurat dan profesional.

Tips untuk mahasiswa:
“Latih menulis catatan asuhan setiap hari, meski hanya simulasi. Mulai dari yang sederhana, tapi lengkap.”


4. Jaga Penampilan & Higiene dengan Konsisten

Perawat profesional:

  • Seragam bersih, rambut rapi, sepatu tidak kotor
  • Cuci tangan sebelum & sesudah kontak pasien
  • Tidak bau rokok, parfum berlebihan, atau aksesori mencolok

Sebenarnya, penampilan mencerminkan kedisiplinan & rasa hormat terhadap pasien.
Tidak hanya itu, mencegah penyebaran infeksi.
Karena itu, jangan anggap remeh.

Tips untuk mahasiswa:
“Perlakukan praktik klinik seperti kerja sungguhan. Kenakan seragam bersih, potong kuku, dan jaga kebersihan tubuh.”


5. Belajar dari Kesalahan, Bukan Menyalahkan Orang Lain

Perawat profesional:

  • Mengakui kesalahan dengan jujur
  • Minta bimbingan, bukan menutupi
  • Evaluasi diri, bukan menyalahkan sistem

Sebenarnya, kesalahan adalah bagian dari proses belajar — tapi menutupinya adalah ancaman bagi keselamatan pasien.
Tidak hanya itu, rumah sakit lebih menghargai perawat yang jujur daripada yang sempurna.
Karena itu, integritas adalah nilai tertinggi.

Tips untuk mahasiswa:
“Jika salah, langsung akui. Katakan: ‘Saya salah, saya akan perbaiki.’ Itu lebih mulia daripada pura-pura tahu.”


6. Prioritaskan Pasien di Atas Semua Hal

Perawat profesional:

  • Tidak makan di depan pasien yang belum makan
  • Tidak ngobrol pribadi saat sedang bertugas
  • Selalu menjawab panggilan pasien dengan sigap

Sebenarnya, pasien adalah tujuan utama — bukan atasan, bukan teman, bukan HP.
Tidak hanya itu, fokus pada pasien = asuhan yang lebih aman.
Karena itu, jadikan pasien sebagai pusat perhatian.

Tips untuk mahasiswa:
“Latih fokus. Saat di ruang perawatan, lupakan HP. Fokus pada pasien, tugas, dan pembimbing.”


7. Terus Belajar, Bahkan Setelah Lulus

Perawat profesional:

  • Ikut pelatihan, seminar, atau webinar
  • Baca jurnal keperawatan rutin
  • Tanya senior, cari tahu prosedur terbaru

Sebenarnya, dunia kesehatan terus berkembang — yang berhenti belajar akan tertinggal.
Tidak hanya itu, pasien butuh perawat yang up-to-date.
Karena itu, belajar bukan kewajiban — tapi tanggung jawab.

Tips untuk mahasiswa:
“Biasakan baca 1 artikel keperawatan per minggu. Mulai dari yang sederhana, tapi konsisten.”


Penutup: Menjadi Perawat Hebat Bukan Soal Teknis Saja — Tapi Soal Karakter yang Dibangun Sejak Mahasiswa

7 kebiasaan perawat profesional yang harus ditiru mahasiswa akper bukan sekadar daftar tips — tapi pengakuan bahwa menjadi perawat yang dihormati bukan lahir dari ujian akhir, tapi dari kebiasaan harian yang dibentuk sejak masa pendidikan: datang lebih awal, mencatat rapi, berbicara dengan empati, dan selalu mengutamakan pasien.

Kamu tidak perlu jadi sempurna untuk berkontribusi.
Cukup tiru kebiasaan baik, minta bimbingan, dan terus belajar.

Karena pada akhirnya,
setiap kali kamu datang lebih awal, setiap catatan yang kamu tulis dengan rapi, setiap senyum yang kamu beri pada pasien — adalah bukti bahwa kamu bukan hanya ingin lulus, tapi ingin menjadi perawat yang benar-benar layak dipercaya.

Akhirnya, dengan satu keputusan:
👉 Jadikan profesionalisme sebagai kebiasaan, bukan target
👉 Tiru senior yang dihormati, bukan yang hanya populer
👉 Bangun karakter sejak sekarang, bukan nanti

Kamu bisa menjadi bagian dari generasi perawat Indonesia yang tidak hanya terampil — tapi juga berintegritas, empatik, dan siap menjadi pilar utama pelayanan kesehatan.

Jadi,
jangan anggap mahasiswa hanya tahap sementara.
Jadikan sebagai fondasi karier yang kuat.
Dan jangan lupa: di balik setiap “Terima kasih, Bu, perawatnya sabar sekali” dari pasien, ada pilihan bijak untuk tidak buru-buru, tidak sombong, dan memilih menjadi perawat yang benar-benar hadir.

Karena keahlian sejati bukan diukur dari seberapa cepat kamu kerja — tapi seberapa konsisten kamu menjaga standar.

Sebenarnya, alam tidak butuh kita.
Tentu saja, kita yang butuh alam untuk bertahan hidup.
Dengan demikian, menjaganya adalah bentuk rasa syukur tertinggi.

Padahal, satu generasi yang peduli bisa mengubah masa depan.
Akhirnya, setiap tindakan pelestarian adalah investasi di masa depan.
Karena itu, mulailah dari dirimu — dari satu keputusan bijak